Wahyu Mulyawan gelisah setiap kali melihat para petani murung berjualan dari pagi hingga malam dan tak kunjung dapat pembeli. Akhirnya, sayur yang sudah mulai layu itu dibeli pengepul dengan harga yang sangat murah.
Wahyu, polisi berpangkat Bripka yang Bhabinkamtibmas Polsek Medan Labuhan ini Polsek Medan Labuhan Kota Medan yang juga pedagang sayur di pasar itu geram. Ia pun putar otak mendirikan Persatuan Pedagang Kamtibmas. Isinya adalah petani lokal dekat rumahnya di jalan Yong Paneh Hijau, Lingkungan 3 Gang Mawar, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan.
Persatuan ini kemudian berupaya menyalurkan sayur mayur petani lokal ke sejumlah pasar lokal di Kota Medan. Perlahan tapi pasti, sayuran itu mulai diserap pasar dengan harga sesuai standar.
Perlahan mulai banyak petani yang ikut mengumpulkan hasil sayurnya. Sayangnya, Wahyu butuh modal untuk membangun gudang dan mengantar sayur mayur dalam jumlah banyak. Akhirnya, ia berinisiatif menggadaikan rumahnya untuk memperoleh modal pemberdayaan ini.
“Modal awal ini dari menggadaikan rumah. Istri mendukung, Cuma sempat khawatir. Istri saya pun sempat nyuruh saya tidur di garasi karena hal ini. Cuma sekarang sangat mendukung," ucapnya sembari tertawa kepada awak media, Kamis, 2 Maret 2017 lalu.
Hasil usahanya membuat usaha pertanian di daerahnya kembali bergairah seperti sedia kala. Dalam sehari Wahyu bercerita bisa menjual enam pikap sayur. Selisih harga jual yang ia patok dengan hasil pertanian warga hanya Rp 1.000 per kilogram.
“Selisih harga ini saya sampaikan kepada petani. Sehingga, ketika harga barang naik dan turun, petani tetap percaya pada saya,” kata Bripka Wahyu yang bangga menggelari dirinya ‘Polisi Sayur’
Kebanggaannya ini dia sampaikan karena merasa dirinya sangat berguna bagi masyarakat yang dia bantu dengan cara menjadi pedagang sayur mayur.
Wahyu mengungkapkan, setiap bulan rata-rata petani meraup untung hingga Rp 28 juta. Ia juga pernah mempekerjakan empat pegawai dengan gaji Rp 700 ribu setiap minggunya.
"Penghasilan kami setiap bulan ini kami bagi dua. Setengah buat saya dan setengah lagi dengan perkumpulan pedagang kamtibmas. Kemudian bagian saya setengahnya saya sumbangkan ke Zakat. Nah ada juga penghasilan kami pada hari Jumat itu kami sumbangkan ke masjid-masjid," ujarnya.
Sumardi salah seorang petani yang datang menjual hasil pertaniannya bercerita bahwa dirinya sangat nyaman sejak kehadiran dari Bripka Wahyu yang mau masuk ke pasar dan membeli dagangan dari petani.
"Dulu susah jualan. Ini tinggal antar aja ke gudang. Kalau dulu saya harus lama di pasar sana menjualnya. Kena panas. Sayuran saya pun jadi enggak segar lagi. Harganya pun sudah turun," ujarnya.
Kisah Wahyu sampai ke telinga Kapolda Sumatra Utara waktu itu, Irjen Polisi Rycko Amelza Dahniel. Si Polisi Sayur itu akhirnya menerima penghargaan sebagai salah satu polisi berprestasi di jajaran Polda Sumatra Utara. Kini Irjen Rycko menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Sumber : https://bangka.tribunnews.com/2017/02/03/inilah-kisah-inspirasi-si-polisi-sayur-bripka-wahyu-sampai-rela-gadaikan-rumah-demi-petani?page=2