page-banner
5 Kisah Inspiratif Jendral Hoegeng, Sang Polisi Jujur Antikorupsi 1 Juli 2024

5 Kisah Inspiratif Jendral Hoegeng, Sang Polisi Jujur Antikorupsi

Jendral Hoegeng Imam Santoso memang melegenda. Sosoknya yang terkenal jujur, antikorupsi dan sederhana melegenda. Hoegeng yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian (Kapolri) ke-5 di periode 1968-1971 ini selalu diingat sebagai polisi yang berbeda dan jadi teladan hingga sekarang. Berikut sejumlah kisah inspiratif sejak awal dia merintis karier hingga menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara.


1. Berantas Semua Beking Kejahatan

Di tahun 1955, ketika belum menjadi Kapolri, Hoegeng mendapat perintah tugas ke Sumatra Utara. Di sana, ia mendapat tugas berat memberantas penyelundupan dan perjudian. Baru sehari mendarat di Pelabuhan Belawan, utusan seorang bandar judi sudah mendekatinya.

Utusan itu menyampaikan selamat datang untuk Hoegeng. Ia juga mengatakan ada mobil dan rumah untuk Hoegeng dari para pengusaha. Dengan halus Hoegeng menolak. Hoegeng memilih tinggal di Hotel De Boer menunggu rumah dinasnya tersedia.

Ketika rumah dinasnya tersedia, Hoegeng terkejut. Bagaimana tidak. Di rumah dinasnya sudah penuh barang-barang mewah. Mulai dari Kulkas piano, tape hingga sofa mahal. Ternyata barang itu lagi-lagi hadiah dari para bandar judi.

Apa tindakan Hoegeng? Dia memerintahkan polisi pembantunya dan para kuli angkut mengeluarkan barang-barang itu dari rumahnya. Diletakkan begitu saja di depan rumah. Bagi Hoegeng itu lebih baik daripada melanggar sumpah jabatan dan sumpah sebagai polisi Republik Indonesia.


2. Tutup Usaha Toko Bunga Istri

Hoegeng langsung memerintahkan istrinya Merry Hoegeng menutup usahanya setelah ia dilantik sebagai Kepala Jawatan Imigrasi tahun 1960. Langkah tegas itu dilakukannya untuk mengurangi benturan kepentingan antara pihak yang berurusan dengan tugas yang ia emban. Hoegeng tak ingin, para pihak yang berurusan dengan imigrasi memesan di toko bunga istrinya.

 

3. Tolak Hadiah Mewah Pengusaha

Ketika menjadi Kapolri, Hoegeng pernah digoda suap. Seorang pengusaha yang terlibat kasus penyelundupan pernah mencoba menyuapnya. Si pengusaha meminta agar kasus yang menjeratnya tidak dibawa polisi ke pengadilan.

Si pengusaha tersebut mencoba mengajak damai. Berbagai barang mewah dikirimkan ke alamat rumah Hoegeng. Tentu saja, pemberian itu ia tolak mentah-mentah. Hadiah itu dia kembalikan kepada si penyuap tadi.

Ketika Hoegeng menjadi Kapolri, ia memang sedang menggencarkan peperangan terhadap penyelundupan. Hoegeng tak peduli siap beking penyelundup di belakangnya. Semua disikat.

 

4. Mengatur lalu lintas di perempatan

Teladan Jenderal Hoegeng bukan hanya soal kejujuran dan antikorupsi. Hoegeng juga sangat peduli pada masyarakat dan anak buahnya. Saat sudah menjadi Kapolri dengan pangkat Jenderal berbintang empat, Hoegeng masih turun tangan mengatur lalu lintas di perempatan. Hoegeng berpendapat seorang polisi adalah pelayan masyarakat. Dari mulai pangkat terendah sampai tertinggi, tugasnya adalah mengayomi masyarakat.


5. Selalu berpesan polisi jangan sampai dibeli

Hoegeng telah membuktikan dirinya memang tidak bisa dibeli. Sejak menjadi perwira polisi di Sumatera Utara, Hoegeng terkenal karena keberanian dan kejujurannya. Dia tak sudi menerima suap sepeser pun.


Barang-barang hadiah pemberian penjudi dilemparkannya keluar rumah. Kata-kata mutiara yang terkenal dari Hoegeng adalah, “Baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik."

Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.

Nilai-nilai kepemimpinan yang teladan dari sosok Hoegeng, mantan Kapolri yang dianggap relevan di semua zaman. Tak hanya harus diteladani oleh anggota kepolisian, tapi juga bisa diteladai oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) agar bekerja dan hidup secara sederhana, jujur, dan berintegritas.

Sumber : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-rsk/baca-artikel/13723/Tokoh-Inspiratif-Pegiat-Anti-korupsi-Jenderal-Hoegeng-Sang-Polisi-Jujur.html